Sabtu, 07 Desember 2013

biografi mesin tempur

biografi mesin tempur


Begitu misterius dan simple-nya band Grindcore asal kota kembang yang satu ini, yah begitulah, identitas mereka sebagai Grindcore memang patut untuk diacungi jempol, terbukti mereka memilih untuk merahasiakan identitas dan biografi mereka maupun personil pribadi sendiri, karena memang Grindcore sendiri memiliki idealis untuk menutup diri dari media sana sini. Berbicara mengenai karya, mereka tidak membuat album seperti kebanyakan band underground yang lainnya, mereka lebih memilih untuk ‘Track Live’ ketika manggung di salah satu event di bandung, sebut saja Man ‘Jasad’, Amenk ‘Disinfected’, Andris ‘Burgerkill’, Butche ‘The Cruel’ ikut andil dalam pembuatan album live mereka. Mungkin lirik lagu mereka kebanyakan senonoh dan menjatuhkan suatu tindakan, komunitas / ideologi tertentu, contoh saja seperti lagu ‘HipHop Apa Itu HipHop’, ‘Beca Tiguling’, ‘Fuck Tibum’, ‘Supir Angkot Goblog’, ‘Bom Bali 1’, ‘Bom Bali 2’, ‘Intisari’ hahaha sungguh sangat anarkis dan berani lirik lagu mereka, menjatuhkan, menghujat dengan lantang, inilah yang saya suka dari mereka, idealismenya band Grindcore yang cadas dan berani sehingga memunculkan beberapa nota protes yang dilayangkan terhadap mereka. ‘Salila aing teu ngaganggu kahirupan sia, Aing moal ngejat sasiku’ begitulah kutipan yang dilontarkan sang vokalis yang entah sampai saat ini siapa identitas dibalik topeng tengkorak hitam putih tersebut. Saya sempat menemui gitaris Mesin Tempur di backstage sesaat sebelum mereka menggerinda sebuah event underground di Cicaheum yang diadakan oleh komunitas disana, dan saya sempat melontarkan sebuah pertanyaan yang agak kurang bermutu dan sedikit mengundang gelak tawanya, karena rasa penasaran yang sangat melonjak, beginilah pertanyaan saya ‘Kang naha kunaon kudu ngangge topeng?’ Dia menjawab dengan nada dingin dan sedikit mengepalkan tangannya ‘Meh pamajikan teu ningali urang keur ngora’. Saya sedikit bingung dengan jawaban yang sesingkat itu, yang jelas maksud mereka hanyalah satu, tidak ingin ter-exspose orang (mungkin) hahaha goblok. Kini seluruh Grinder kota kembang maupun di indonesia sungguhlah sangat merindukan penampilan dari Mesin Tempur, maklum sudah beberapa dekade ini mereka vakum dan menghilang dari pentas underground di bandung, tapi tidak dengan beberapa situs webnya, mereka tetap aktif dan menjawab beberapa pertanyaan seputar kenapa vakumnya Mesin Tempur, sebutlah melalui akun jejaring sosial Twitter @MesinTempur420. Saya sangat bersyukur karena pernah menjadi bagian dari barisan Grinder di bawah panggung ketika mereka ‘mempublikasikan’ beberapa lagu mereka di dalam album Republik Mesin Tempur tersebut, bahkan sampai saat ini beberapa kaos, sticker yang makin usang dan lecek masih tersimpan di lemari berukuran 40x60cm. Akhir kata, saya sangat terinspirasi oleh kehadiran mereka yang sangat berani dan lugas, simple, teu loba omong, bukti nu nyata, tidak seperti HipHop yang membacot seribu kata tapi praktek nol besar. Bahkan band yang sekarang saya gandrungi kebanyakan terpengaruh oleh petikan killtuner dan goresan grind musikalitas mereka. Grind Can Kill The Pop!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar